Selasa, 27 September 2011

LATAR BELAKANG DI BERIKANNYA ILMU SOSIAL DASAR

Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau colonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara. Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat. Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat sendiri sehingga kita kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta mengenali dimensi – dimensi lain.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak menjadi tukang saja tetapi menjadi dan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu

-          kemampuan Personal ( kemampuan kepribadian )
-          kemampuan akademik
-          kemampuan professional







STUDI KASUS     
Bagaimana sistem ilmu sosial dasar ini bisa di terapkan di lingkungan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda ?
  • ·       Yudie : Menurut saya , meski pendidikan tinggi atau memiliki gelar sarjana tanpa mempunyai kemampuan personal dari dirinya sendiri atau pengalaman yang dimilikinya belum tentu mendapat pekerjaan yang baik .
  • ·       Ni Made:  Menurut saya, dengan peran yang berbeda dan latar belakang yang berbeda-beda itu menjadi suatu pertimbangan yang menjadi rumit, dan balik ke pribadi masing masing.
  • ·       Wiriyani : Menurut saya, berlatar belakang pendidikan tinggi tidak akan menjamin seseorang menjadi pribadi yang berwawasan luas.  Yang terpenting adalah mereka dapat hidup bersosialisasi dengan masyarakat sekitar sehingga dapat menjadi seseorang yang lebih berwawasan dalam segala bidang.
  • ·       Rachmat : Menurut saya, berpendidikan tinggi tidak menjamin pekerjaan baik untuknya yg terpenting memiliki skill dan keterampilan di bidang masing-masing  dengan berwawasan luas dan dapat berinteraksi sosial di dalam masyarakat
  • ·       Daru : menurut saya, mempunyai gelar pendidikan tinggi tidak selalu mampu mempunyai peluang mendapatkan pekerjaan baik atau layak kalo tidak mempunyai kemampuan di bandingankan dengan orang yang tidak bergerlar tinggi tetapi dia mempunyai kemapuan di bidang tertentu yang dapat memudahkan dia mendapatkan pekerjaan yang layak atau baik
  • ·       Sandy Achmadi : Menurut saya, sebaiknya untuk  Perguruan Tinggi harus meningkatkan mutu pendidikannya, contohnya dengan menyediakan badan pengembangan ilmu , sehingga lulusan Perguruan Tinggi tersebut sudah mempunyai penemuan, hasil penelitian  bahkan hak paten. Untuk Pemerintah harus menciptakan lapangan kerja yang banyak , dengan lebih mengutamakan investor lokal, sehingga jabatan elite perusahaan di kuasai oleh orang indonesia sendiri.
  • ·     M.Rifki : Menurut saya, sesuatu perguruan tinggi yang mempunyai mutu tinggi yaitu, dari mahasiswa yang aktif di fakultas itu sendiri. Dari situ mahasiswa bisa memilih pekerjaan yang menurut dia mampu dalam bidang tersebut. Dan bisa menjadikan dia profesional dalam bidang itu. Dan kembali lagi kepada mahasiswa itu sendiri bagaimana dia bisa membagi waktu untuk fakultas tersebut.
  • ·       Ahlan N.H : Sebenarnya, masa depan manusia itu tergantung kepada orang itu sendiri. Meskipun dia mempunyai gelar tetapi tidak memiliki sesuatu yang menonjol. Perguruan tinggi itu menurut saya adalah sebuah perantara untuk menjadi lebih baik. Akan tetapi, belum tentu yang tidak masuk ke perguruan tinggi lebih buruk daripada yang masuk ke perguruan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar